Kamis, 10 September 2009

Fabel Kungfu ala Hollywood


Apa jadinya saat para animator Hollywood jatuh cinta pada kungfu? Seekor panda gendut pun menjadi jawara dunia persilatan.

Menjelang liburan panjang, Paramount Pictures merilis film animasi terbaru produksi DreamWorks Animation, Kung Fu Panda. Sesuai judulnya, film ini mengisahkan dunia persilatan jago-jago kungfu di Lembah Kedamaian, sebuah desa berlatar China kuno yang dihuni berbagai jenis hewan.

Tokoh utamanya adalah Po (diisi suaranya oleh komedian Jack Black), seekor panda gendut anak seekor angsa yang menjadi pemilik warung mi terlaris di desa itu. Ayahnya berharap Po meneruskan profesinya sebagai tukang mi kuah, tetapi panda pemalas tersebut hanya punya satu cita-cita: menjadi pendekar kungfu nomor satu.

Suatu hari, perguruan kungfu Istana Giok, yang dipimpin guru besar Oogway (seekor kura-kura/suara Randall Duk Kim), mengumumkan pencarian Pendekar Naga yang berhak mendapatkan manuskrip Gulungan Naga berisi rahasia ilmu kungfu tertinggi. Di luar dugaan, Oogway ternyata memilih Po, yang sama sekali tak bisa kungfu dan datang ke istana di puncak bukit hanya untuk menonton.

Pilihan ini mengejutkan wakil Oogway, Master Shifu (panda merah—hewan sejenis rakun/Dustin Hoffman) dan lima murid andalannya, yakni Tigress (macan/Angelina Jolie), Crane (bangau/David Cross), Mantis (belalang/Seth Rogen), Viper (Lucy Liu), dan Monkey (monyet/Jackie Chan). Lima pendekar, yang tergabung dalam Furious Five itu, sudah dipersiapkan Shifu sejak lama untuk menjadi Pendekar Naga.

Seluruh keluarga

Saat bersamaan, sesosok penjahat besar yang sangat sakti, Tai Lung (leopard salju/Ian McShane), berhasil meloloskan diri dari penjara Chorh-Gom yang dijaga ekstra ketat. Bekas murid Shifu yang berubah sesat dan diusir dari Istana Giok itu hanya punya satu tujuan, yakni balas dendam dan merampas Gulungan Naga.

Hanya Pendekar Naga yang diramalkan bisa mengalahkan Tai Lung. Dan itu hampir mustahil karena Po, Sang Pendekar Naga, benar-benar tak terbayangkan bisa menjadi pendekar sungguhan. Shifu harus bekerja keras melatih Po dari nol.

Kung Fu Panda, yang di AS mendapat rating PG (parental guidance, film untuk segala usia tetapi dengan bimbingan orang tua), ini memiliki semua unsur untuk bisa dinikmati seluruh keluarga. Keindahan gambar, kelucuan, dan cerita ringan yang mengandung pesan penting: bahwa semua orang bisa menjadi pahlawan asal tulus dan jujur menjadi diri sendiri.

Sungguhan

Film garapan duet sutradara John Stevenson dan Mark Osborne ini menampilkan kecanggihan animasi terbaru Hollywood. Gambar-gambar indah yang fantastik dapat dinikmati dalam berbagai adegan, mulai dari lolosnya Tai Lung dari penjara Chorh-Gom, pembicaraan antara Oogway dan Shifu di bawah pohon Persik Kebijaksanaan di tengah malam bertabur bintang, pertarungan Furious Five dengan Tai Lung di jembatan tali, hingga pertarungan terakhir Po dengan Tai Lung.

Kecanggihan itu makin terasa saat melihat jurus-jurus kungfu yang tampil dalam film animasi ini. Kung Fu Panda tak sekadar menampilkan gerakan pertarungan asal pukul atau tendang saja, melainkan benar-benar mengadopsi jurus kungfu sungguhan.

”Menurutku, para penulis skenarionya benar-benar tahu dan bisa kungfu. Semua jurus dan gaya kungfu sungguhan bisa ditampilkan di film,” ungkap Jackie Chan, aktor laga spesialis film-film kungfu.

Untuk menampilkan jurus kungfu itu ke layar animasi, para kru film—mulai dari sutradara hingga para animator—mengundang seorang instruktur wushu bernama Eric Chen untuk melatih mereka gerakan-gerakan kungfu. Tidak itu saja, mereka juga memanggil seorang pakar biomekanik dan zoologi untuk menyesuaikan gerakan jurus-jurus kungfu dengan struktur otot dan gerakan yang mungkin dilakukan oleh setiap karakter hewan yang bersangkutan dalam dunia nyata.

0 komentar:

Posting Komentar

Followers

A Day Dreaming... © 2008 Template by:
SkinCorner