Selasa, 13 April 2010

Cloudy With a Chance Of Meatballs



Setelah Pixar dan Disney sukses besar dengan animasi 3D, Up, Sony Pictures tidak mau ketinggalan. Pertengahan September lalu, Sony merilis film animasi 3D terbaru yang berjudul Cloudy with the Chance of Meatballs. Habisnya masa liburan sekolah tidak membuat film ini sepi pengunjung. Buktinya, film ini berhasil bertengger di box office dengan pendapatan kotor sebesar 30,1 juta dolar pada minggu pertama penayangannya.

Ide cerita film ini diadaptasi dari buku cerita anak tahun 1978 karangan Judi Barret dan Ron Barret dengan judul yang sama. Film ini berkisah tentang keadaan di sebuah kota bernama Swallow Falls yang dilanda krisis pangan. Kota tersebut hanya bertahan dengan hasil laut mereka, ikan sarden.

Di tengah krisis dan kelaparan yang melanda kota itu, seorang peneliti “freak” selalu sibuk dengan penemuan-penemuan gagalnya. Selalu gagal menyejajarkan pola pikir dengan ayahnya, Flint Lockwood (Bill Hader) menghabiskan waktunya di laboratorium bawah tanahnya untuk menciptakan berbagai macam penemuan aneh. Reaksi teman-teman dan warga kota sudah bisa ditebak. Mereka mencemooh dan menganggap Flint adalah orang dengan pikiran yang sedikit gila. Hal tersebutlah yang juga membuat Flint dan ayahnya tidak pernah sejalan.

Suatu hari, seluruh kota sedang berkumpul untuk menghadiri peresmian beberapa bangunan baru. Di saat yang bersamaan, Flint sedang menguji alat barunya, sebuah mesin yang dapat mengubah air menjadi makanan. Mesin tersebut—dan Flint—terbang tak tentu arah ke seluruh penjuru kota, memporak-porandakan isi kota—termasuk sebuah akuarium raksasa yang berisi seekor ikan sarden mungil. Kelanjutan petaka tersebut dapat ditebak, seluruh mata menatap marah kepada Flint. Dan, lagi-lagi, ia gagal membuktikan bahwa penemuannya dapat berguna bagi kota.

Saat sedang merenung di sebuah dermaga, Flint berkenalan dengan seorang reporter cuaca, Sam Sparks (Anna Faris)—yang juga sedang meratapi karirnya yang nyaris hancur karena kekacauan yang dilakukan Flint. Saat itu, dari langit turun potongan keju, selada, dan roti burger. Alat ciptaan Flint ternyata bekerja! Seluruh warga kota pun dapat menikmati burger hari itu.

Setelah peristiwa tersebut, hari-hari Flint tidak pernah sama lagi. Ia menjadi orang yang digandrungi dan dicari seluruh kota. Setiap hari, warga kota berdatangan meminta hujan makanan sesuai selera mereka. Flint senang. Flint bahagia. Akhirnya ia dapat menunjukkan bahwa ia bukanlah ilmuwan penghasil sampah. Namun, apakah semuanya berjalan baik-baik saja? Tampaknya tidak. Hujan makanan yang tadinya membawa kesenangan berubah menjadi sebuah mimpi buruk ketika suatu hari kota tersebut dihujam ribuan bakso raksasa dan puting beliung-spageti. Sekali lagi, Flint dianggap sebagai musuh kota saat semuanya berjalan tidak baik-baik saja. Apa yang akan Flint lakukan untuk memperbaiki kerusakan tersebut?

Nikmati Cerita dan Teknologi yang Memikat!

Petualangan Flint Lockwood menyelamatkan dunia dari bencana hujan makanan terlihat begitu nyata dengan teknologi 3D yang ditawarkan film ini. Selain itu, seluruh film ini dibuat dengan menggunakan teknologi komputerisasi dengan detail yang sangat mendalam. Anda bisa mengucapkan selamat tinggal pada kartun-kartun yang hanya menyajikan gambar tanpa melibatkan penonton ke dalam cerita tersebut. Mata Anda akan dimanjakan dengan penggambaran tiap adegan yang penuh warna—apalagi saat makanan-makanan tersebut jatuh ke tanah, Anda akan tergoda untuk memungutnya!

Dari sisi penceritaan, sekilas film ini akan mengingatkan Anda pada film produksi Disney, Chicken Little (2005). Mengisahkan tentang tokoh utama yang dianggap aneh dan buruk karena telah membuat seisi kota gempar. Di sini, si tokoh sama-sama berusaha menunjukkan eksistensinya kepada seluruh dunia, terutama ayah mereka. Perjuangan tersebutlah yang juga ingin dicapai Flint. Ketika ia mendapatkan kepercayaan dari ayahnya untuk mendatangkan makanan bagi warga Swallow Falls, ia berusaha untuk mempertanggungjawabkan segala dampak yang terjadi akibat ulahnya itu.

Makna mendalam memang sering ditemukan dalam film animasi. Animasi dianggap sebagai media paling netral untuk menggabungkan teknologi dan cerita. Anda menganggap film animasi hanya untuk anak-anak, remaja atau wanita? Tunggu dulu. Sutradara film ini, Phil Lord dan Chris Miller, justru bermaksud menjadikan film ini sebagai sebuah parodi dari film-film yang menyajikan bencana besar, seperti Armageddon, The Day Aftetr Tomorrow, dan Twister. Namun, cara penceritaannya dikemas dengan sederhana karena mengadaptasi dari buku cerita anak-anak.

Tentu saja, berangan-angan akan hujan makanan bukanlah fantasi anak-anak saja. Apalagi, jika keindahan tersebut tiba-tiba berantakan dan berubah menjadi bencana. Film ini dapat Anda saksikan bersama keluarga. Jangan lupa untuk menyaksikannya di teater IMAX 3D terdekat karena Anda akan merasa benar-benar kehujanan pancake, es krim, orange juice, dan banyak MEATBALLS raksasa!

Tanggal rilis : 14 Oktober 2009
Genre : animasi
Durasi : 90 menit
Sutradara : Phil Lord, Chris Miller
Pengisi suara : Bill Hader, Anna Faris, James Caan, Andy Samberg, Bruce Campbell, Mr. T, Benjamin Bratt
Produksi : Sony Pictures Animation


sumber : disini

0 komentar:

Posting Komentar

Followers

A Day Dreaming... © 2008 Template by:
SkinCorner